Sabtu, 16 Mei 2015

Strategi Sukses dan Kisah Sukses Seorang Wirausahawan

STRATEGI SUKSES
Konsep Strategi dalam bisinis tanggung jawab seorang wirasuaha dalam konteks manajemen stratejik adalah bagaimana mereka perlu melakukan analisis terhadap posisi perusahaan di pasar. Posisi ini menjadi penting karena berhubungan dengan pilihan strategi bisnis yang akan mereka pilih dan jalankan nantinya.
Ketika seorang wirausaha harus mencapai keunggulan bersaing ditengah tingginya tingkat persaingan dalam bisnis, maka, wirausaha benar-benar berhitung dengan perubahan lingkungan yang ada, baik lingkungan internal maupun lingkungan eksternal mereka sendiri.
Akan bisa diketahui sejauh mana posisi bisnis wirausaha terhadap lingkungan internal mereka dengan indicator kekuatan dan kelemahan serta posisi terhadap pasar dmana ada peluang dan ancaman yang selalu akan hadir terhadap bisnis tersebut. Semuanya akan dibuat dalam konteks matriks.
Inilah yang akan menentukan strategi bisnis wirausaha dalam memberikan value kepada mereka. Strategi yang sejatinya menjadi rencana jangka panjang yang menghubungkan lingkungan internal dan lingkungan eksternal dalam rangka pencapaian tujuan bisnis bagi setiap wirausaha.
Ketajaman analisis setiap wirausaha untuk menentukan posisi di pasar akan sangat penting bagi masa depan. karakteristik strategi itu adalah jangka panjang dan salah satunya dalam kerangka waktu 10 tahun yang akan datang. Tidak dapat dipungkiri dengan masa waktu 10 tahun, akan bisa berkontribusi pada bisnis dalam pencapaian tujuan.
Ketika wirausaha mendapatkan posisi bisnis dimana terdapat kekuatan dan peluang, atau kekuatan rata-rata dan peluang ada atau kekuatan yang tinggi dengan peluang rata-rata, maka itu akan memberikan pilihan strategi untuk melakukan ekspansi di pasar tempat wirausaha menjalankan bisnis. Ekspansi dengan menambah cabang dan lain-lain ataupun melakukan investasi.
Posisi lainnya adalah bagaimana wirausaha menemukan posisi mereka lemah, tetapi peluang ada, internal dan eksternal dalam posisi rata-rata serta internal yang kuat dan eksternal yang penuh ancaman, maka pilihan strategi yang dipilih adalah bagaimana wirausaha perlu melakukan stability.
Yang terakhir, ketika internal wirausaha itu lemah, pasar rata-rata, atau internal lemah, pasar penuh ancaman, atau internal rata-rata, pasar ancaman, maka pilihan strategi yang tepat adalah penciutan atau retrenchment di pasar itu sendiri.
Inilah yang perlu dilakukanoleh wirausaha untuk bisnis mereka ketika bisnis yang dijalankan untuk jangka panjang. Tetaplah focus kepada bagaimana menjadi ahli strategi untuk bisnis dengan memperhatikan perubahan lingkungan bisnis setiap saat. Tidak ada hal yang lebih penting daripada bagaimana wirausaha mampu menganalisis perubahan lingkungan bisnis.

KISAH SUKSES
GARA-GARA MAKANAN PEDAS , BISINIS WILLY DI BANDUNG RAUP PULUHAN JUTA RUPIAH
Di kota Bandung, tersebar tempat-tempat yang menyajikan kekhasan dalam kuliner, termasuk tempat khusus menjual penganan pedas. Adalah Toserda alias Toko Serba Lada, buah pikiran Willyhono, yang menyediakan makanan tersebut.
Willy, sapaan Willyhono, menceritakan bahwa bisnisnya ini adalah menjajakan makanan pedas dari berbagai jenis. Usahanya itu merupakan kelanjutan dari kegiatan awalnya, yaitu menjajakan produk penganan pedas.
“Dulu, saya menjual satu produk saja, yaitu bawang pedas. Namanya, Bawang Pedas Balalada buatan teman saya,” kata dia.
Setelah memasarkan keripik itu, pria kelahiran 1983 ini melihat respons pasar terhadap penganan pedas sangat bagus. Dari sinilah, tercetus pemikiran untuk mendirikan usaha menjual makanan pedas.
“Kalau saya lihat, respons konsumen bagus. Rata-rata orang Indonesia suka makanan pedas,” kata dia.
Willy kemudian memutuskan untuk mengembangkan usaha itu dan memperbanyak jenis dagangannya. Namun, dia tidak serta-merta membuat toko online.
Pertama, dia membangun toko di Jalan Padjajaran No. 4, Bandung. Modal awalnya sebesar Rp10-15 juta. Untuk nama toko yang bangunannya seluas 25 meter persegi itu, dia sengaja memilih akronim dan ada unsur bahasa Sunda.
“Orang-orang tahunya Toserba, toko serba ada. Tapi, saya pilih Toserda, toko serba lada. Kata ‘lada‘ dalam bahasa Sunda, kan, artinya pedas,” kata dia.
Lalu, dia juga mulai memperbanyak jenis dagangannya, mulai dari bawang goreng pedas, keripik, kerupuk, abon, sambal, rendang, bahkan cokelat. Produk dagangannya memiliki tingkat kepedasan, mulai level satu untuk pedas hingga level enam untuk sangat pedas.
Penganan itu pun beraneka macam ukurannya, mulai 100 gram, 300 gram, dan 400 gram. Harganya juga bervariasi, mulai dari Rp5.000 hingga Rp. 59.000.
“Yang Rp. 5.000 itu keripik, beratnya 100 gram dan Rp. 59.000 adalah rendang kering,” kata pria lulusan Universitas Parahyangan, Bandung itu.
Barang dagangan itu, Willy memperolehnya dari para produsen makanan home industri yang ada di daerah Bandung dan sekitarnya.
“Tapi, kalau untuk abon, saya juga mendapatkannya dari Cirebon, Medan, Jakarta, dan Surabaya. Untuk cokelat, saya mengambil produk Chocodot dari Garut dan Monggo dari Jawa (Yogyakarta) dan harganya berkisar Rp. 10-15 ribu per kemasan,” kata dia.
Ada dua cara, tambah Willy, untuk memasok barang dagangan ke tokonya, yaitu dengan beli putus dan titip dagangan. Kalau sistem beli putus, dia membeli sendiri barang untuk dijual, sedangkan sistem titip barang, produsen penganan itu yang menitipkan dagangannya ke tokonya. Cara titip barang ini yang paling banyak digunakan para supplier Toserda.
“Saya hanya mengambil marjin keuntungan 20 persen dari dagangan mereka,” kata dia.
Tapi, tidak semua penganan pedas yang bisa masuk ke daftar jualannya. Pria ini mensurvei dahulu calon dagangannya. “Saya lihat-lihat dulu dagangannya, mana yang paling laris. Sambal biasanya habis 10 kemasan per minggu, sedangkan basreng (bakso goreng) habis 100-200 bungkus per minggu,” ujarnya.
Omzet Rp70 juta
Namun, usahanya ini tidak selamanya manis. Willy mengaku sempat mengalami pasang surut berjualan penganan pedas. Saat keripik pedas sedang booming, dia mampu meraup omzet Rp. 60-70 juta per bulan.
Karena sudah banyak pesaingnya, kini Toserda hanya bisa mendapat omzet setengahnya. “Kalau sekarang omzetnya sebesar Rp. 30 juta per bulan,” kata sarjana matematika ini.
Kini, ia memiliki lima pekerja, termasuk dirinya, yaitu dua orang pegawai offline, satu orang karyawan online, dan satu orang programmer.


BISNISKU
Bisnis Konfeksi Perumahan

Laju pertumbuhan ekonomi usaha kecil dan menegah di Indonesia belakangan ini memang sanagat pesat khususnya bidang konfeksi atau jahitan atau pembuatan baju dalam sekala kecil yaitu peumahan yang tetunya membutuhkan dana yang kecil pula, sehingga harus menjadi perhatian pemerintah saat ini karena tanpa adanya peran pemerintah dalam segi pendanaan maka banyak para pelaku usaha UKM mengalami beberapa kendala usaha, seperti permasalahan modal, promosi, jaringan bisnis, dan lain sebagainya, namum pada dasarnya usaha kecil menengah merupakan salah satu kegiatan industry yang tahan banting dan tidak terpengaruh dengan adanya krisis global yang bebrapa waktu lalu sempat meumbangkan bebrapa perusahaan-perusahaan besar bersekala internasional, maka dari itu usaha kecil menengah dalam sekala kecil ini yaitu bisniskonfeksi perumahan dalam ushanya di bidang pembuatan kaos, baju, kemeja, selan panjang dan lainya.

            Konsumen
Target pasar yang akan kita bidik adalah took-toko baju dipasar-pasar dan tetunya untuk model dan selera kita akan mengikuti perkembangan jaman sekarang ini dalam artian kita harus jeli menangkap peluang dipasaran yang sekarang lagi di gandrungi anak-anak remaja, tentunya hal inidi lakukan dengan perincian yang matang dan perencanaan biaya produksi yang telah kita tetapkan sehingga mampu memperoleh untung atau perolehan laba yang sebesar-besarnya.
           
            Memulai Bisnis konfeksi perumahan
            Untuk menjalankan peluang bisnis ini , ada beberapa hal penting yang perlu kita siapkan terlebih daahulu adalah sebagai berikut :
1.      Modal utama adalah skill dan pengetahuan tentang perkembangan tend mode busana yang saat ini laris manis di pasaran, untuk itu kita harus jeli dalam perubahanmelihat minat dari konsumen melalui televise, majalah, internet dn Koran sehingga kita tetap dapat mengikuti perkembangan pasar saat ini.
2.      Menjalin kerjasama dengan supplier bahan baku yang memberikan penawran yang lebih murah tanpa harus mengesampingkan kualitas kain yang akan kita gunakan dalam pembuatan baju-baju tersebut.
3.      Mencari tenaga kerja yang benar-benar kreatif dan meiliki skill yang sangat bagus dalam bidang usaha konfeksi
4.      Selalu melakukan pengontroloan ( Quality Control ) terhadap produk yang dihasilkan sehingga tidak mengeceakan konsumen
5.      Memperhatikan perkembangan tend dunia busana saat ini agar produk-produk yang akan kita ciptakan tdak ketinggalan jaman

Keuntungan Bisnis Konfeksi
Baju-baju dalam model yang sangat lucu dan terkesan anggun dalam penampilanya saat ini masih terus digadrungi  oleh para konsumen , bahkan tidak sedikit dari mereka yang rela menyisihkan dari uang mereka sehari-hari demi untuk membeli busana atau baju yang lagi ngetren saat ini.

Selain minat konsumen yang masih tinggi dalam bisnis busana ini maka sebagian besar perusahaan-perusahaan yang bersekala besar ikut ambil bagian dalam bisnis ini

            Kendala Bisnis Konfeksi     
                        Beberapa kendala yang dihadapi para pelaku usaha konfeksi adalah            keterbatasan persediaan bahan baku yang sering terlambat, bila perminta        an sedang naik persediaan bahan baku cenderung sulit di temukan sehin gga mengakibatkan adanya kenaikan harga pada bahan-bahan tertentu.
                        Disamping itu kita juga para pelaku usaha kecil ini juga harus bers   saing dengan produk-produk cina dengan harga yang relative lebih murah         di bandingkan dengan barang produk-produk kita sehingga lebih meny            ulitan kita dalam hal pemasaran karena sudah di kuasai barang-barang         produk cina.
           
            Strategi Pemasaran  
                        Untuk memperluas jaringan pemasaran produk busana, kita harus
            Bias melakukanya dengan mengikuti berbagai macam pameran yang di se
Selengarakan oleh instansi-instansi pemerintahan, dengan melalui kegiatan tersebut maka kita dapat mengenalkan produk-produk kita kepada masyarakat luas.

Kunci Sukses
            Sebagai pelaku usaha kecil menengah ada beberap kunci sukses yang harus kita terapkan pertama pupuklah mental juara pada diri kita dan tenaga kerja kita sehingga dengan mental tersebut dapat menghasilkan produk yang berkualitas dan adap di terima oleh pasar. Yang kedua adalah harus ters kreatif dan inifatif dalam menciptakan produk-produk yang baika dan berkualis yang bagus sehingga tidak mengecewakan para konsumen kita


Jumat, 19 Desember 2014

Desain Kemasan Karung yang Optimal Untuk Pengemis Bahan Curah



LUSI ZAFRIANA
ABSTRAK
Banyak material dalam jumlah besar seperti semen, garam, dan berbagai produk konsumsi primer menggunakan pengemasan tas plastik dari polypropylene. Karena ukuran pengemasan sangat bergantung pada kerapian jenis material, maka diperlukan optimalisasi desain dari ukuran ukuran tas plastik berdasarkan jenis material (kerapatan jumlah besar) dan bobot kerapian produk. Aplikasi algoritma matematik sederhana, di mana ukuran volume karung akan dirubah menjadi bobot jumlah material, maka optimisasi dari panjang dan lebar karung akan sesuai dengan berat jenis material yang diisikan ke dalam pengemasan dapat ditentukan. Menggunakan metode trial error, nilai l (lebar) dan p (panjang) tas plastik, maka dapat diperkirakan tas plastic dapat menampung material seberat m kilogram.
Kata Kunci: ukuran optimal, bobot isi, bobot curah

Bahan-bahan curah di sekitar kita, seperti beras, garam hingga bahan-bahan seperti semen, dan lain-lain biasa dikemas dalam wadah karung plastik. Karung plastik ini biasanya dibuat dari bahan disesuaikan dengan jenis bahan yang akan diisikan. Dengan rumusan yang diperoleh maka penetapan ukuran karung untuk kemasan bahan curah tertentu, di mana selama ini belum diketahui ukuran karungnya, bisa dilakukan secara mudah dan cepat. Ukuran karung woven yang sesuai akan sangat tergantung pada jenis bahan curah yang akan diisikan ke dalamnya. Pada penelitian ini akan diungkap suatu cara untuk menghitung dimensi karung yang optimal.
Dalam mendesain kemasan karung yangoptimal, maka dibutuhkan rumus perhitungan dimensi karung. Yang menyebabkan penentuan dimensi karung menjadi sulit ialah karena karung hanya punya dua ukuran, yaitu lebar dan panjang saja. Tidak ada parameter tebal karung, sehingga volume karung tidak bisa dihitung dengan rumus volume biasa yaitu <!--[if !msEquation]--> <!--[if !vml]--><!--[endif]--><!--[endif]-->.
Dengan rumus yang diperoleh, dicoba-coba nilai l dan p sedemikian sehingga karung akan mampu memuat bahan seberat m kg. Sebagai contoh, bila diinginkan mendisain karung untuk mengemas beras kering 20 kg dengan Bd ≈ 0,8 kg/liter, maka menggunakan Algoritma pada Gambar 4, diperoleh hasil perhitungan seperti terlihat pada Gambar 5, di mana karung dengan lebar 43 cm dan panjang 75 cm cukup untuk mengemas beras 20 kg.
Dimensi karung (lebar dan panjang) yang sesuai sebagai pengemas suatu bahan dengan berat tertentu bisa ditentukan dengan perhitungan matematis dengan menghitung nilai volume bahan (p × l) yang akan dikemas dan disesuaikan dengan bulk density dari bahan yang dikemas untuk menentukan berat optimal yang bisa dimuat karung tersebut. Dengan perhitungan volume (p × l) yang dikonversikan pada ukuran berat maksimal yang bisa ditampung karung, maka desain kemasan karung yang dibuat akan mampu mengakomodasi volume maksimal tanpa merusak karung akibat beban berlebih.

DAFTAR PUSTAKA
Stewart, J. 2000. Kalkulus Universitas, Balai Pustaka, Jakarta.
Taha, H.A. 1996. Operations Research: An Introduction, sixth Edition, Prentice Hall, New York.
Tri Polyta Indonesia, Tbk. 2008. Buku Saku Plastik, Klaten.
Vosniakos CC, Davies BJ. 1989. On the path layout and operation of an AGV system serving an FMS. The International Journal of Advanced Manufacturing Technology; 4: 24–362.

Y. Pochet and L.A. Wolsey. 1993. Lot sizing with constant batches: Formulation and valid inequalities, Mathematics of Operations Research 18, 767–785.

Limbah Cair Industri Kakao Sebagai bahan Pembuat Nata



YUNIANTA
Abstrak
Penelitian ini ditujukan untuk memanfaatkan limbah cair dari industri kakao sebagai bahan pembuatan nata. Penelitian dibagi dalam dua tahap yaitu tahap penjernihan limbah cair industri kakao dengan arang aktif pada tingkat pengenceran berbeda serta studi tentang pengaruh konsentrasi sumber karbon (gula) dan konsentrasi sumber nitrogen yang ditambahkan terhadap pembentukan pelikel nata. Konsentrasi arang aktif dan perlakuan pengenceran berpengaruh terhadap parameter yang terkait dengan kejernihan limbah. Perlakuan terbaik diperoleh dari perlakuan konsentrasi arang aktif 5% dengan pengenceran medium 1:3. Penelitian di tahap kedua dengan perlakuan pengaruh konsentrasi sumber karbon (gula sukrosa) dan sumber nitrogen menunjukan perlakuan terbaik diperoleh dari kombinasi perlakuan konsentrasi sukrosa 4% dan konsentrasi (NH4)2SO4 0,4%. Perlakuan terbaik ini memiliki nilai karakteristik produk nata meliputi rendemen: 83,87%; kadar air: 95,23%; serat kasar: 4,22%; kecerahan (L*): 42,87; tekstur: 0,01 mm/g.dt dan ketebalan: 2,42 cm.
kata kunci: limbah kakao, arang aktif, nata
Proses fermentasi pulp adalah merupakan proses yang utama dalam industri pengolahan biji kakao dan menentukan kualitas produk akhir. Tujuan dari fermentasi buah kakao adalah menghilangkan pulp, mematikan biji, membentuk warna dan calon flavor yang diinginkan serta memperbaiki rasa biji kakao. Penjernihan cairan pulp limbah industri kakao dengan arang aktif, selain akan mampu menghilangkan zat warna juga dapat menyerapsenyawa-senyawa nitrogen. Adapun pengenceran akan berakibat berkurangnya konsentrasi senyawa warna, gula dan senyawa nutrisi sumber nitrogen yang sangat dibutuhkan untuk pertumbuhan bakteri Acetobacter xylinum. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui pengaruh cara penjernihan (perlakuan konsentrasi arang aktif dan faktor pengenceran) serta pengaruh konsentrasi gula dan sumber nitrogen terhadap kualitas nata yang dihasilkan.
Penelitian tahap I dilakukan dengan metode Rancangan Acak Kelompok (RAK) dengan dua (2) faktor yang masing-masing faktor terdiri dari tiga (3) tingkat. Faktor 1 adalah konsentrasi arang aktif yang terdiri dari 3 tingkat konsentrasi yaitu 1%, 3% dan 5%. Faktor 2 adalah pengenceran yang terdiri dari pengenceran cairan pulp: air 3:1, 1:1 dan 1:3. Penelitian tahap II dilakukan dengan metode Rancangan Acak Lengkap (RAL) dengan 2 faktor yang masing-masing faktor terdiri dari 3 tingkat: Faktor 1: konsentrasi sukrosa 2,0%, 4,0%, 6,0%, sedangkan Faktor 2 adalah konsentrasi amoniumsulfat 0,2%, 0,3%, 0,4%. Semua perlakuan diulang sebanyak 3 kali.
Pada penelitian tahap I dipelajari pengaruh tingkat pengenceran (3:1, 1:1, 1:3) dan konsentrasi arang aktif (1%, 3% dan 5%) terhadap sifat fisiko-kimia limbah cair kakao terjernihkan. Parameter yang diamati adalah kekeruhan, total padatan terlarut, kadar tannin, kecerahan, pH dan kadar gula total. Secara lengkap data penjernihan limbah cair kakao dapat dilihat di Tabel 2. Hasil analisis terhadap limbah cair kakao sebelum perlakuan adalah sebagai berikut: kekeruhan (ppm SiO2) 54,746, total padatan terlarut 22% Brix, kadar tannin sebesar 0,832%, kecerahan (L*)24,2; pH 3,5 dan kadar gula total 20,275%.
Dalam penelitian tahap kedua, limbah cair coklat hasil penjernihan di tahap pertama yang mempunyai kadar gula reduksi 11,476% digunakan sebagai bahan baku dalam proses fermentasi dengan menggunakan A xylinum untuk mendapatkan produk nata. Pada penelitian tahap kedua ini, dipelajari pengaruh perlakuan konsentrasi sukrosa 2%, 4% dan 6% dan perlakuan konsentrasi (NH4)2SO4 0,2%; 0,3% dan 0,4% terhadap beberapa parameter yang meliputi: kadar gula reduksi sisa medium fermentasi, ketebalan nata, kadar serat kasar nata dan rendemen nata.
Hasil percobaan menunjukkan bahwa perlakuan konsentrasi sukrosa berpengaruh sangat nyata (α = 0,01) terhadap gula reduksi sisa medium fermentasi berturut-turut sebesar 1,09%a; 1,34a%a; 2,16%b dan pengaruh nyata (α = 0,05) terhadap pH sisa fermentasi berturut-turut sebesar 3,15b, 3,0a dan 3,09ab.. Aktifitas A. xylinum selama proses fermentasi telah menghasilkan metabolit primer dalam bentuk selulosa maupun sekunder dalam bentuk asam asam organik dilakukan dengan menggunakan gula sebagai sumber karbon. Konsentrasi (NH4)2SO4 dan interaksi kedua perlakuan tidak berpengaruh nyata terhadap gula reduksi dan pH sisa medium fermentasi.
Perlakuan konsentrasi sukrosa 2%, 4% dan 6% berpengaruh sangat nyata (α = 0,01) pada ketebalan nata yang dihasilkan berturut-turut 1,71cma, 2,23cmb dan 1,92cmab. Data ketebalan nata tertinggi diperoleh pada konsentrasi sukrosa 4%. Dalam proses fermentasi tersebut, pertumbuhan bakteri A xylinum optimum memerlukan kadar gula reduksi kira-kira 19,48% dengan asumsi 4% sukrosa setara dengan 8% gula reduksi ditambah dengan kadar gula reduksi awal fermentasi 11,48%. Rendahnya ketebalan nata pada konsentrasi 6%, dimungkinkan karena kadar gula reduksi didalam medium sudah terlalu tinggi yaitu sekitar 23,48%. Berdasarkan hasil pengujian tiap parameter tersebut dengan menggunakan metode multiple atribute (Zeleny,1992), maka diperoleh informasi bahwa perlakuan terbaik diperoleh dari kombinasi perlakuan konsentrasi sukrosa 4% dan konsentrasi (NH4)2SO4 0,4%. Perlakuan terbaik ini memiliki nilai karakteristik produk yang meliputi rendemen 83,87%, serat kasar 4,22%; kecerahan (L*) 42,87; tekstur 0,01 mm/g.dt dan ketebalan nata 2,42 cm.
Limbah industri kakao dalam bentuk cairan pulp dapat dimanfaatkan sebagai bahan dasar pembuatan nata de cacao. Diperlukan pengenceran dan penjernihan dengan menggunakan arang aktif sebelum digunakan sebagai media fermentasi nata. Terdapat interaksi nyata (α = 0,05) antar perlakuan konsentrasi arang aktif dan pengenceran pada tingkat kekeruhan dan warna kuning (b*) cairan limbah. Perlakuan terbaik diperoleh dari perlakuan konsentrasi arang aktif 5% dengan pengenceran medium 1:3. Perlakuan konsentrasi sukrosa dan (NH4)2SO4 memengaruhi secara nyata terhadap ketebalan, rendemen, kadar serat, kadar air dan tekstur nata, namun interaksi dari kedua perlakuan tidak berpengaruh nyata terhadap parameter-parameter tersebut. Perlakuan terbaik diperoleh dari kombinasi perlakuan konsentrasi sukrosa 4% dan konsentrasi (NH4)2SO4 0,4%.
DAFTAR PUSTAKA
Agyeman, K.O.G and Oldham, J.H., 1986. Utilization of Cacao By-product as an Alternatif Source of Energy Biomass. 10: 311–318.
Belitz, H.D. and Grosch, W., 1987. Food Chemistry. Springer Verlag. Berlin Hendelberg.
Effendi, S., 1995. Utilization of Cacao Sweatings for Nata Production Using Acetobacter Xylinum. Menara Perkebunan. 63(1): 23–26.
Lapuz, M.N., Bullardo, F.G. and Palo, M.A., 1967. The Nata Organism Cultural Requirment Characteristic and Identify. The Philipine Journal of Science. Vol. 9 (2).
Weber, J.T., 1977. Physicochemical Process for Water Quality Control. John Willey and Sons. New York.
Winarno, F.G., 1997. Kimia Pangan. Gramedia Pustaka Utama. Jakarta.