STRATEGI SUKSES
Konsep Strategi dalam bisinis tanggung
jawab seorang wirasuaha dalam konteks manajemen stratejik adalah bagaimana
mereka perlu melakukan analisis terhadap posisi perusahaan di pasar. Posisi ini
menjadi penting karena berhubungan dengan pilihan strategi bisnis yang akan
mereka pilih dan jalankan nantinya.
Ketika seorang wirausaha harus
mencapai keunggulan bersaing ditengah tingginya tingkat persaingan dalam
bisnis, maka, wirausaha benar-benar berhitung dengan perubahan lingkungan yang
ada, baik lingkungan internal maupun lingkungan eksternal mereka sendiri.
Akan bisa diketahui sejauh mana
posisi bisnis wirausaha terhadap lingkungan internal mereka dengan indicator
kekuatan dan kelemahan serta posisi terhadap pasar dmana ada peluang dan
ancaman yang selalu akan hadir terhadap bisnis tersebut. Semuanya akan dibuat
dalam konteks matriks.
Inilah yang akan menentukan
strategi bisnis wirausaha dalam memberikan value kepada mereka. Strategi yang
sejatinya menjadi rencana jangka panjang yang menghubungkan lingkungan internal
dan lingkungan eksternal dalam rangka pencapaian tujuan bisnis bagi setiap
wirausaha.
Ketajaman analisis setiap
wirausaha untuk menentukan posisi di pasar akan sangat penting bagi masa depan.
karakteristik strategi itu adalah jangka panjang dan salah satunya dalam
kerangka waktu 10 tahun yang akan datang. Tidak dapat dipungkiri dengan masa
waktu 10 tahun, akan bisa berkontribusi pada bisnis dalam pencapaian tujuan.
Ketika wirausaha mendapatkan
posisi bisnis dimana terdapat kekuatan dan peluang, atau kekuatan rata-rata dan
peluang ada atau kekuatan yang tinggi dengan peluang rata-rata, maka itu akan
memberikan pilihan strategi untuk melakukan ekspansi di pasar tempat wirausaha
menjalankan bisnis. Ekspansi dengan menambah cabang dan lain-lain ataupun
melakukan investasi.
Posisi lainnya adalah bagaimana
wirausaha menemukan posisi mereka lemah, tetapi peluang ada, internal dan
eksternal dalam posisi rata-rata serta internal yang kuat dan eksternal yang
penuh ancaman, maka pilihan strategi yang dipilih adalah bagaimana wirausaha
perlu melakukan stability.
Yang terakhir, ketika internal
wirausaha itu lemah, pasar rata-rata, atau internal lemah, pasar penuh ancaman,
atau internal rata-rata, pasar ancaman, maka pilihan strategi yang tepat adalah
penciutan atau retrenchment di pasar itu sendiri.
Inilah yang perlu dilakukanoleh
wirausaha untuk bisnis mereka ketika bisnis yang dijalankan untuk jangka
panjang. Tetaplah focus kepada bagaimana menjadi ahli strategi untuk bisnis
dengan memperhatikan perubahan lingkungan bisnis setiap saat. Tidak ada hal
yang lebih penting daripada bagaimana wirausaha mampu menganalisis perubahan
lingkungan bisnis.
KISAH SUKSES
GARA-GARA MAKANAN PEDAS , BISINIS WILLY DI BANDUNG RAUP PULUHAN
JUTA RUPIAH
Di kota Bandung, tersebar tempat-tempat yang menyajikan
kekhasan dalam kuliner, termasuk tempat khusus menjual penganan pedas. Adalah
Toserda alias Toko Serba Lada, buah pikiran Willyhono,
yang menyediakan makanan tersebut.
Willy, sapaan Willyhono,
menceritakan bahwa bisnisnya ini adalah menjajakan makanan pedas dari berbagai
jenis. Usahanya itu merupakan kelanjutan dari kegiatan awalnya, yaitu
menjajakan produk penganan pedas.
“Dulu, saya menjual satu produk saja, yaitu bawang pedas.
Namanya, Bawang Pedas Balalada buatan teman saya,” kata dia.
Setelah memasarkan keripik itu, pria kelahiran 1983 ini
melihat respons pasar terhadap penganan pedas sangat bagus. Dari sinilah,
tercetus pemikiran untuk mendirikan usaha menjual makanan pedas.
“Kalau saya lihat, respons konsumen bagus. Rata-rata
orang Indonesia suka makanan pedas,” kata dia.
Willy kemudian
memutuskan untuk mengembangkan usaha itu dan memperbanyak jenis dagangannya.
Namun, dia tidak serta-merta membuat toko online.
Pertama, dia membangun toko di Jalan Padjajaran No. 4,
Bandung. Modal awalnya sebesar Rp10-15 juta. Untuk nama toko yang bangunannya
seluas 25 meter persegi itu, dia sengaja memilih akronim dan ada unsur bahasa
Sunda.
“Orang-orang tahunya Toserba, toko serba ada. Tapi, saya
pilih Toserda,
toko serba lada. Kata ‘lada‘ dalam bahasa Sunda, kan, artinya pedas,” kata dia.
Lalu, dia juga mulai memperbanyak jenis dagangannya,
mulai dari bawang goreng pedas, keripik, kerupuk, abon, sambal, rendang, bahkan
cokelat. Produk dagangannya memiliki tingkat kepedasan, mulai level satu untuk
pedas hingga level enam untuk sangat pedas.
Penganan itu pun beraneka macam ukurannya, mulai 100
gram, 300 gram, dan 400 gram. Harganya juga bervariasi, mulai dari Rp5.000
hingga Rp. 59.000.
“Yang Rp. 5.000 itu keripik, beratnya 100 gram dan Rp.
59.000 adalah rendang kering,” kata pria lulusan Universitas Parahyangan,
Bandung itu.
Barang dagangan itu, Willy memperolehnya dari para produsen
makanan home industri yang ada di daerah Bandung dan sekitarnya.
“Tapi, kalau untuk abon, saya juga mendapatkannya dari
Cirebon, Medan, Jakarta, dan Surabaya. Untuk cokelat, saya mengambil produk
Chocodot dari Garut dan Monggo dari Jawa (Yogyakarta) dan harganya berkisar Rp.
10-15 ribu per kemasan,” kata dia.
Ada dua cara, tambah Willy,
untuk memasok barang dagangan ke tokonya, yaitu dengan beli putus dan titip
dagangan. Kalau sistem beli putus, dia membeli sendiri barang untuk dijual,
sedangkan sistem titip barang, produsen penganan itu yang menitipkan dagangannya
ke tokonya. Cara titip barang ini yang paling banyak digunakan para supplier
Toserda.
“Saya hanya mengambil marjin keuntungan 20 persen dari
dagangan mereka,” kata dia.
Tapi, tidak semua penganan pedas yang bisa masuk ke
daftar jualannya. Pria ini mensurvei dahulu calon dagangannya. “Saya
lihat-lihat dulu dagangannya, mana yang paling laris. Sambal biasanya habis 10
kemasan per minggu, sedangkan basreng (bakso goreng) habis 100-200 bungkus per
minggu,” ujarnya.
Omzet Rp70 juta
Namun, usahanya ini tidak selamanya manis. Willy mengaku sempat mengalami pasang surut
berjualan penganan pedas. Saat keripik pedas sedang booming, dia mampu meraup
omzet Rp. 60-70 juta per bulan.
Karena sudah banyak pesaingnya, kini Toserda hanya bisa
mendapat omzet setengahnya. “Kalau sekarang omzetnya sebesar Rp. 30 juta per
bulan,” kata sarjana matematika ini.
Kini, ia memiliki lima pekerja, termasuk dirinya, yaitu
dua orang pegawai offline, satu orang karyawan online, dan satu orang
programmer.
BISNISKU
Bisnis Konfeksi Perumahan
Laju pertumbuhan ekonomi usaha kecil
dan menegah di Indonesia belakangan ini memang sanagat pesat khususnya bidang
konfeksi atau jahitan atau pembuatan baju dalam sekala kecil yaitu peumahan
yang tetunya membutuhkan dana yang kecil pula, sehingga harus menjadi perhatian
pemerintah saat ini karena tanpa adanya peran pemerintah dalam segi pendanaan
maka banyak para pelaku usaha UKM mengalami beberapa kendala usaha, seperti
permasalahan modal, promosi, jaringan bisnis, dan lain sebagainya, namum pada
dasarnya usaha kecil menengah merupakan salah satu kegiatan industry yang tahan
banting dan tidak terpengaruh dengan adanya krisis global yang bebrapa waktu
lalu sempat meumbangkan bebrapa perusahaan-perusahaan besar bersekala internasional,
maka dari itu usaha kecil menengah dalam sekala kecil ini yaitu bisniskonfeksi
perumahan dalam ushanya di bidang pembuatan kaos, baju, kemeja, selan panjang
dan lainya.
Konsumen
Target pasar yang akan kita bidik
adalah took-toko baju dipasar-pasar dan tetunya untuk model dan selera kita
akan mengikuti perkembangan jaman sekarang ini dalam artian kita harus jeli
menangkap peluang dipasaran yang sekarang lagi di gandrungi anak-anak remaja,
tentunya hal inidi lakukan dengan perincian yang matang dan perencanaan biaya
produksi yang telah kita tetapkan sehingga mampu memperoleh untung atau
perolehan laba yang sebesar-besarnya.
Memulai
Bisnis konfeksi perumahan
Untuk
menjalankan peluang bisnis ini , ada beberapa hal penting yang perlu kita
siapkan terlebih daahulu adalah sebagai berikut :
1. Modal utama
adalah skill dan pengetahuan tentang perkembangan tend mode busana yang saat
ini laris manis di pasaran, untuk itu kita harus jeli dalam perubahanmelihat
minat dari konsumen melalui televise, majalah, internet dn Koran sehingga kita
tetap dapat mengikuti perkembangan pasar saat ini.
2. Menjalin
kerjasama dengan supplier bahan baku yang memberikan penawran yang lebih murah
tanpa harus mengesampingkan kualitas kain yang akan kita gunakan dalam
pembuatan baju-baju tersebut.
3. Mencari
tenaga kerja yang benar-benar kreatif dan meiliki skill yang sangat bagus dalam
bidang usaha konfeksi
4. Selalu
melakukan pengontroloan ( Quality Control ) terhadap produk yang dihasilkan
sehingga tidak mengeceakan konsumen
5. Memperhatikan
perkembangan tend dunia busana saat ini agar produk-produk yang akan kita
ciptakan tdak ketinggalan jaman
Keuntungan
Bisnis Konfeksi
Baju-baju
dalam model yang sangat lucu dan terkesan anggun dalam penampilanya saat ini
masih terus digadrungi oleh para
konsumen , bahkan tidak sedikit dari mereka yang rela menyisihkan dari uang
mereka sehari-hari demi untuk membeli busana atau baju yang lagi ngetren saat
ini.
Selain minat
konsumen yang masih tinggi dalam bisnis busana ini maka sebagian besar
perusahaan-perusahaan yang bersekala besar ikut ambil bagian dalam bisnis ini
Kendala Bisnis Konfeksi
Beberapa
kendala yang dihadapi para pelaku usaha konfeksi adalah keterbatasan persediaan bahan baku yang sering terlambat,
bila perminta an sedang naik
persediaan bahan baku cenderung sulit di temukan sehin gga mengakibatkan adanya kenaikan harga pada bahan-bahan tertentu.
Disamping
itu kita juga para pelaku usaha kecil ini juga harus bers saing dengan produk-produk cina dengan harga
yang relative lebih murah di
bandingkan dengan barang produk-produk kita sehingga lebih meny ulitan kita dalam hal pemasaran
karena sudah di kuasai barang-barang produk
cina.
Strategi Pemasaran
Untuk memperluas jaringan pemasaran
produk busana, kita harus
Bias
melakukanya dengan mengikuti berbagai macam pameran yang di se
Selengarakan oleh instansi-instansi pemerintahan,
dengan melalui kegiatan tersebut maka kita dapat mengenalkan produk-produk kita
kepada masyarakat luas.
Kunci Sukses
Sebagai
pelaku usaha kecil menengah ada beberap kunci sukses yang harus kita terapkan
pertama pupuklah mental juara pada diri kita dan tenaga kerja kita sehingga
dengan mental tersebut dapat menghasilkan produk yang berkualitas dan adap di
terima oleh pasar. Yang kedua adalah harus ters kreatif dan inifatif dalam
menciptakan produk-produk yang baika dan berkualis yang bagus sehingga tidak
mengecewakan para konsumen kita